Makanan Bayi Tak Perlu Banyak Bumbu



Pemberian makanan bagi bayi usia di atas 6 bulan sebaiknya dilakukan secara bertahap, mulai dari yang bertekstur lunak, lembek hingga padat. Demikian juga halnya dengan cita rasa makanannya. Di usia kurang dari setahun bayi makanan bayi sebaiknya tidak berbumbu.

Hal tersebut karena di usia kurang dari 12 bulan cita rasa bayi belum berkembang sehingga disarankan untuk memberikan makanan yang tidak ditambahi bermacam-macam bumbu. Meski tidak berbumbu, bahkan tidak disarankan diberikan garam, namun bagi bayi tak berarti rasanya hambar karena sensasi perasanya belum sempurna.

Pengenalan rasa gurih bisa diberikan melalui penggunaan keju atau kaldu, baik ayam, ikan, atau daging.  Di usia 8 bulan, kandungan gizi bubur bisa ditambah sedikit-sedikit dengan zat lemak seperti santan dan minyak. Bahan makanan ini dapat menambah energi disamping juga rasa gurih.

Secara bertahap orangtua bisa memperkenalkan variasi rasa manis, asin, dan gurih yang berasal dari makanan. Variasi hidangan, baik dari pilihan lauk pauk atau penyajian, akan menggugah selera makan anak serta menghindarkan dari kebosanan.

Menurut Prof.Ali Khomsan, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, menjelaskan untuk makanan manis sebaiknya tidak diperkenalkan terlalu dini. "Pengenalan rasa manis akan menimbulkan demand  sehingga anak maunya rasa manis terus menerus," katanya.

Pengenalan aneka jenis makanan, menurut Ali, kelak akan menghindarkan anak dari kesulitan makan di usia selanjutnya seperti pilih-pilih makanan atau hanya mau makan dengan menu favoritnya. "Keragaman menu juga akan menentukan kecukupan gizinya," imbuhnya.

sumber : kompas.com

Waspadai Bila Testis Bayi Tidak Turun



Sebuah data menunjukkan bahwa sekitar 2 hingga 5 persen bayi yang baru lahir mengalami kelainan pada perkembangan seksual di mana testis (buah zakar) tidak turun atau tidak tersimpan sebagaimana mestinya di kantung testis (skrotum). Tidak turunnya testis juga menjadi salah satu pemicu gangguan kesuburan pada pria dewasa.

Demikian disampaikan Dr. Nur Rasyid SpU, ahli urologi dari Rumah Sakit Asri, saat acara media edukasi bertema Faktor Spermatozoa Penyebab Infertilitas Pria, Rabu, (22/2/2012) di Jakarta.

"Menurunkan testis harus dilakukan pada usia sebelum usia 1 tahun. Karena, jika dilakukan setelah satu tahun akan terjadi perubahan dari sel yang berisiko menjadi kanker," katanya.

Rasyid menerangkan, dulu penurunan testis masih sering dilakukan setelah anak berusia lebih dari satu tahun. Tapi seiring dengan perkembangan dunia kedokteran, hal itu kini sudah tidak diperkenankan lagi. "Kalau diturunkan di atas dua tahun, sebenarnya biji kemaluan sudah tidak berfungsi lagi untuk memproduksi spermatozoa," katanya.

Meski begitu, Rasyid tetap menganjurkan supaya penurunan testis tetap dilakukan meski usia orang tersebut sudah lebih dari dua tahun atau bahkan dewasa. Kenapa?

Karena menurutnya, apabila testis tetap berada didalam perut (tidak diturunkan), pasien memiliki risiko lebih besar terkena kanker testis.  "Jadi tujuannya dikeluarkan saat dewasa adalah untuk memonitoring, kalau sewaktu-waktu dia berubah menjadi kanker," terangnya.

Cukup mudah untuk memeriksa apakah testis pada bayi turun atau tidak. Biasanya dokter akan memeriksa daerah pangkal paha bayi, dari pinggang sampai ke skrotum. Apabila testis tidak turun, maka akan dilakukan pemeriksaan melalui USG atau rontgen untuk mengetahui posisi testis.

"Kalau USG tidak bisa, cara terakhir dapat dilakukan dengan laparoskopi, yakni membuat satu sayatan kecil di bawah pusar. Begitu biji kemaluannya ketemu bisa diturunkan pakai laparoskopi," ucapnya.

Ia menuturkan, apabila kedua biji kemaluan tidak turun, kemampuan seseorang untuk mempunyai anak dikemudian hari akan sangat kecil (90 persen).  Sementara jika yang turun hanya satu, peluang memiliki anak sekitar 30 persen.

sumber : kompas.com

7 Perhatian Khusus Saat Ibu Merawat Bayi

 

Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan, merawat bayi baru lahir menjadi tahapan perubahan peran yang membahagiakan sekaligus mencemaskan. Bahagia karena kehadiran si mungil yang menggemaskan dan membawa suasana ceria di rumah. Cemas karena masih belum memiliki pengalaman merawat bayi baru lahir.

Supaya tidak cemas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang ibu yang baru pertama kali mempunyai bayi. Apa saja 7 perhatian khusus saat ibu merawat bayi di rumah?

1. Perhatikan kehangatan bayi

Mencegah bayi kedinginan tidak dengan membedong bayi rapat-rapat, tetapi dengan menyesuaikan suhu lingkungan yang tepat untuk bayi. Bedong bayi terlalu rapat tidak dianjurkan lagi saat ini. Biarkan bayi bergerak bebas.

Khusus pada bayi prematur, memberi kehangatan bisa dilakukan menggendong bayi dengan metode Kanguru, yakni mendekap bayi di dada dalam keadaan skin to skin contact (sentuhan langsung dari kulit ibu dan bayi), kenakan topi penutup kepala, kaus kaki, sarung tangan dan baju hangat bila udara dingin, dan hindarkan bayi dalam keadaaan basah  terlalu lama baik karena buang air kecil maupun buang air besar.

2. Perhatikan nafas bayi

Pernafasan bayi sebaiknya tidak boleh terlalu cepat, bila lebih dari 60 kali per menit, atau saat bernafas bayi tampak tersengal-sengal, berbunyi dan disertai sekitar bibir dan hidung biru, berarti bayi ibu dalam keadaan sakit.

Yang perlu diperhatikan agar pernafasan bayi sehat yaitu :

* Orangtua tidak boleh merokok di dekat bayi, jauhkan bayi dari asap kendaraan bermotor, misalnya memanasi mesin sepeda motor jangan didekat ibu yang sedang menggendong bayi.

* Sebaiknya bayi dihindarkan dari debu, zat kimia yang membuat bayi sesak nafas, tutup mulut dan hidung dengan saputangan bila ada keluarga yang sedang flu berada dekat bayi.

* Setelah mandi bayi tidak perlu ditaburi bedak  seluruh tubuh, bila ingin memberi bedak berikan yang dalam bentuk bedak padat bukan bedak tabur.

* Bayi tidak perlu dipasang gurita agar pernafasan pada bayi baru lahir pernafasan lebih leluasa.

* Sirkulasi  atau ventilasi udara kamar bayi cukup baik.

3. Perhatikan warna kulit bayi

Ada kalanya, pada minggu pertama bayi baru lahir mengalami kuning. Perhatikan bila bayi tampak lemas, malas minum, mata terlihat kuning, malas menghisap, jangan tunda segera dibawa ke dokter. Yang harus ibu lakukan mencegah kuning  dengan rajin menyusui  segera setelah lahir untuk  mencukupi kebutuhan minum bayi. Boleh dijemur sinar matahari untuk pemenuhan vitamin D namun sebelum pukul 8 dan cukup 10 hingga 15 menit.

Perhatikan warna kulit bayi bila kemerahan, alergi, lecet atau  terdapat ruam pada pantat dan leher. Tetap mandikan untuk menjaga kebersihan kulit bayi. Gunakan popok kain katun yang lembut dan hindari penggunaan pampers secara rutin dalam waktu lama, bila akan perawatan kulit ruam atau lecet kemerahan pada bayi dengan krim sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

4. Perhatikan cara pemberian minum

Kebutuhan ASI diberikan sesuka bayi tidak perlu dijadwal jam. Bayi lebih sering tidur pada awal kehidupannya setelah lahir, bila tiga jam belum bangun bangunkan untuk memberikan ASI. Selalu ingat untuk sendawakan setiap selesai minum, caranya dengan posisi bayi setengah duduk di pangkuan kita, atau boleh telungkupkan di bahu kita  dan ditepuk tepuk punggungnya.

Cegah jangan sampai tersedak. Hindari menyususi bayi saat mengantuk berat.

Bagi bayi baru lahir akibat belum sempurnanya reflek menelan dan adanya sisa udara dalam lambung kadang mengalami gumoh  setelah minum, segera bayi diposisikan miring, usap bekas gumoh dan ganti pakaian bayi.

Bila memberikan ASI melalui botol, jangan mengganjal botol dot di mulut bayi dengan alasan apapun, sangat berbahaya. Cegah bayi bingung puting dengan memberi minum menggunakan gelas kecil, dekatkan ke bibir bayi biarkan bayi mencecap sendiri, sesekali tidak boleh dituang, bahaya tersedak. Atau gunakan sendok kecil untuk menyuap sedikit demi sedikit.

5. Perhatikan saat bayi  buang air besar dan buang air kecil

Bayi baru lahir yang mendapat ASI cukup dari ibu frekwensi buang air besar akan “lebih sering” karena dalam ASI mengandung zat laksansia yang memperlancar buang air besar sehingga membantu membersihkan zat kuning  (bilirubine) dari tubuh bayi. Ibu tidak perlu cemas.

Yang perlu diperhatikan warna dan keadaan saat bayi buang air besar adalah : bila tinja bayi mengandung lendir, berbuih, terdapat darah dan tinja hanya air saja secara terus menerus, perut kembung dan sulit buang air besar, warna tinja agak  putih. Pada keadaan ini, bayi memerlukan bantuan tenaga kesehatan sambil tetap terus diberikan ASI.

Bayi sehat dan kebutuhan minumnya cukup seharusnya sering buang air kecil, warna air seni kuning jernih. Perhatikan bila bayi tidak buang air kecil dalam 24 jam pertama sejak lahir, bayi mengedan menangis setiap akan buang air kecil, dan bila  air seni berwarna kuning pekat  atau merah, segera bawa bayi kepada petugas kesehatan.

6. Perhatikan kebersihan dan pencegahan infeksi

Bayi baru lahir dimandikan setiap hari dua kali pagi dan sore. Pastikan kehangatan air mandi sesuai untuk tubuh bayi, mengukur kehangatan bisa dengan alat, bisa dengan bagian punggung telapak tangan. Bayi boleh dimandikan berendam dalam bak mandi  khusus bayi. Berendam merupakan saat yang menyenangkan bagi bayi, selain merangsang peredaran darah juga membersihkan kotoran maupun kuman yang melekat di tubuh bayi.

Untuk bayi sakit tetap dimandikan dengan di waslap air hangat seluruh tubuh dan disabun, bersihkan lalu keringakan dengan handuk  khusus hanya untuk bayi tidak boleh dicampur dengan anggota keluarga lainnya.

Bersihkan tali pusar dengan waslap diberi busa sabun mandi,bilas dengan air lalu keringkan. Cara merawatnya untuk di rumah sesuaikan dengan petunjuk bidan atau dokter dimana ibu melahirkan bayi. Sebaiknya  tali pusat cukup dibasahi (diusap)  alkohol 70 persen dan tidak perlu dibungkus kain kasa.

Cegah infeksi saluran kencing dengan sesering mungkin mengganti popok bayi.  Ingat selalu cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi. Bila suhu bayi lebih dari 38 derajat celsius sebaiknya bayi jangan dibedong rapat atau diselimuti tebal, kenakan pakaian katun yang tipis, buka selimut tebal dan kompres air hangat lalu bawa ke tenaga kesehatan.

Bila  pangkal tali pusat berwarna kemerahan, keluar nanah, bau busuk disertai perut kembung, atau bayi mengalami  infeksi mata   dengan tanda mengeluarkan kotoran hijau kekuningan pada mata segera bawa kepada tenaga kesehatan terdekat.

Lengkapi semua imunisasi.

7. Perhatian untuk merangsang kecerdasan bayi sejak dini

Ketika merawat bayi , seorang ibu dan ayah baru sebaiknya menjadi lebih banyak berkomunikasi dengan bayi dibanding saat bayi masih dalam kandungan.

Sentuhan sayang, kontak fisik,menyanyi untuk si mungil akan menjadi aktifitas yang membahagiakan bagi orangtua baru. Semakin rajin  Ayah dan ibu memberi rangsangan kecerdasan bayi, maka proses perkembangan  kecerdasan otak bayi akan semakin sempurna.

Cara merangsang kecerdasan antara lain dengan mengucapkan kalimat - kalimat pendek dan sederhana saat merawat bayi. Sebut satu kata secara berulang -ulang dalam rangkaian kalimat pendek, misalnya kata mandi, minum, tidur, sayang, peluk, ayah, bunda. Tidak perlu kalimat panjang dan jangan terlalu banyak  ragam bahasa. Memori otak bayi akan terus menerus merekam kata - kata orangtua setiap hari.

Salam hangat, selamat merawat bayi bagi para ibu baru. Semoga bermanfaat

sumber : kompas.com

4 Cara Cermat Merawat Bayi Baru Lahir

 

Merawat bayi baru lahir menjadi pengalaman yang sangat membahagiakan bagi orangtua baru. Peran baru sebagai seorang ibu selain menggembirakan terkadang juga menimbulkan kekhawatiran. Selama ibu mengikuti petunjuk perawatan bidan atau dokter, maka tidak perlu cemas. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merawat bayi adalah hati-hati, cermat dan tidak mudah panik.
Ada beberapa perhatian penting yang perlu diketahui sehubungan dengan perawatan bayi baru lahir di rumah. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu diketahui agar dapat memberikan perawatan terbaik bagi bayi antara lain :
1. Bayi baru lahir tidak  perlu memakai gurita.
Perawatan bayi dengan mengenakan gurita perlahan kini sudah mulai ditinggalkan. Penggunaan gurita pada bayi justru akan menekan bagian perut bayi dan membuat bayi kesulitan bernafas. Seandainya ibu ingin tetap mengenakan gurita sebaiknya ikatan harus longgar. Jangan khawatir bahwa tali pusat bayi akan tergeser dan cemas bayi akan kesakitan.
Pemakaian gurita yang terlalu ketat justru akan menekan lambung dan membuat bayi tidak nyaman. Selain itu, bayi juga sedang masa pertumbuhan organ tubuhnya. Ibu khawatir perut bayi akan kembung? Tak perlu cemas. Tidak ada bayi kembung akibat tidak menggunakan gurita sejak bayi.
Pada bayi, memang otot dinding perut masih belum kuat dan sangat lentur, sehingga kadang tampak lebih besar. Seiring dengan pertumbuhan dan gerak bayi semakin aktif otot-otot tubuh bayi akan semakin kencang dan bila sudah mulai merangkak dan berjalan  secara alami kondisi perut bayi akan lebih kencang karena sudah ada gerakan dan aktivitas.
Cara perawatan tali pusar terbaru, sebaiknya tali pusar dibiarkan terbuka tanpa dibalut kain kassa dan cukup diolesi alkohol saat di rumah sakit. Selanjutnya di rumah setiap mandi disabuni dan dibersihkan. Bagaimana jika  nanti pusarnya bodong karena tidak memakai gurita? Pusar yang baru lepas kadang pangkalnya tampak menyembul sedikit hal yang wajar, kecuali  kondisi hernia umbilikalis yang berat, maka perlu rujukan untuk ke dokter anak guna perawatan lebih lanjut. Perawatan tali pusar setelah lepas juga tidak perlu ditempeli uang koin untuk mencegah tidak bodong.
2. Perawatan bayi dengan bedong
Bayi baru lahir memang membutuhkan kehangatan, namun bukan dengan membungkusnya rapat-rapat dengan kain bedong. Bila ingin memberi kehangatan, sebaiknya lipatan kain jangan terlalu erat. Sangat disarankan untuk lebih sering membebaskan bayi dari bedong agar bayi dapat bergerak bebas. Merawat bayi dengan  membungkus kain bedong menjadi kebiasaan sebagian orangtua selain untuk kehangatan juga karena mereka cemas bila melihat bayinya seperti ada reflek terkejut atau dalam bahasa medis disebut hynogogic startles.
Gerakan seperti refleks terkejut terlihat pada tangan dan kaki bayi seperti kejang dan gemetar namun hanya beberapa detik. Hal ini normal dan akan menghilang sendiri ketika bayi memasuki usia 3 bulan. Cara mengatasinya memberi kehangatan dan kenyamanan dengan memeluk, meletakkan telapak tangan ibu di dada bayi dengan lembut jika terkejut karena suara keras dan memperbaiki posisi tidurnya agar nyaman. Mungkin, ibu khawatir kaki bayinya akan bengkok. Tak perlu cemas. Bayi baru lahir memang kakinya cenderung bentuknya agak bengkok dan menekuk.
Posisi kaki  saat bayi baru lahir memang masih belum bisa lurus  sehubungan dengan posisi bayi dalam kandungan. Secara perlahan nanti posisi kaki akan normal kembali. Kecuali bila  ada kelainan  pada bentuk tulang, tentu bidan akan menginformasikan cara perawatan lebih lanjut. Perhatian pada  bayi yang panas tidak  boleh dibedong, justru akan semakin meningkatkan suhu tubuhnya, dan bayi akan sesak karena tidak bisa bernafas dengan leluasa. Ibu sebaiknya membebaskan tangan dan kaki bayi dari ikatan bedong saat menyusui agar bayi juga bisa bersentuhan dengan ibunya. Kontak fisik ini sangat penting bagi bayi.
3. Penggunaan bedak bayi.
Bayi baru lahir sebaiknya tidak perlu diberi bedak tabur seluruh tubuh usai mandi. Resiko terhirup serbuk halus dari bedak tabur akan  masuk paru -paru dan mengganggu pernafasan bayi. Bila memang ingin memberi bedak sebaiknya gunakan bedak padat dengan spon lembut. Cukup usap tipis pada daerah  lipatan paha, lipatan bawah lutut,  ketiak,  dan leher.
Jaga kebersihan saat bayi mandi dengan menyabuni daerah ketiak dan lipatan leher dengan cermat. Akan lebih baik jika bayi setiap selesai mandi kulit bayi tidak diberi bedak tabur atau talk sama sekali. Perawatan bayi usai buang air kecil dan buang air besar dengan menabur bedak di pantat atau alat kelamin tidak direkomendasikan lagi. Menabur bedak justru  akan menumpuk kotoran pada daerah alat kelamin bayi dan mudah terjadi lecet atau iritasi. Pori-pori kulit bayi masih sangat sensitif dan perlu sirkulasi udara terutama di daerah pantat dan alat kelamin yang tertutup. Setiap bayi buang air kecil atau buang air besar cukup bersihkan dengan kapas yang dibasahi air hangat dan keringkan dengan handuk  lembut.
4. Penggunaan popok yang aman.
Sebaiknya, perawatan bayi menggunakan popok kain yang berbahan katun lembut. Bila terpaksa mengunakan pampers saat berpergian, sebaiknya sering diperhatikan kondisi pampers. Ganti setiap basah. Anjuran terbaik adalah gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut. Popok kain selain ramah lingkungan juga aman untuk bayi. Bayi terhindar dari resiko alergi dan  infeksi  dan ruam popok. Salam hangat semoga bermanfaat.
Selamat menjalani peran menjadi ibu baru.

sumber : kompas.com

Anak Juga Bisa Kelebihan Kafein



Kafein memang identik dengan minuman kopi atau teh sehingga banyak orang yang menganggap anak-anak tidak mungkin bisa kelebihan kafein. Padahal, cukup banyak minuman yang biasa diasup anak juga berkafein tinggi, misalnya es teh, minuman cokelat, minuman bersoda atau cokelat.
Asupan kafein berlebih pada anak mesti diwaspadai karena kafein merangsang sistem saraf pusat, memicu pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah dan meningkatkan kadar gula dalam darah. Konsumsi kafein pada anak yang dianjurkan adalah kurang dari 200 mg per hari atau setara dengan tiga cangkir teh.
Gejala overdosis kafein pada anak bisa dilihat dari tanda-tanda berikut:
1. Gelisah
Perilaku gelisah dan mudah tersinggung pada anak bisa disebabkan karena perilaku yang tak terkontrol. Efek dari stimulan juga bisa menyebabkan anak menjadi terlalu aktif dan sulit dikendalikan.
2. Efek jangka panjang
Tubuh anak-anak mencerna kafein lebih lama dari pada orang dewasa sehingga efeknya bisa berlangsung lebih lama. Itu sebabnya konsumsi kafein pada anak harus dibatasi.
3. Tidur terganggu
Dalam kondisi sehat pada umumnya anak bisa tidur dengan nyenyak. Namun efek stimulan dari kafein akan membuat tubuh lebih segar sehingga ia kesulitan untuk tidur atau terbangun di tengah malam dan menginterupsi bagian tidur yang paling nyenyak.
4. Kandungan asam
Kopi dan teh memiliki kandungan asam yang tinggi sehingga menyebabkan gangguan perut.
5. Denyut jantung tak teratur
Konsumsi kafein yang berlebih bisa menyebabkan detak jantung lebih cepat dan tak teratur, baik pada dewasa atau anak-anak.
6. Sering buang air kecil
Peningkatan frekuensi buang air kecil dapat terjadi bila anak minum terlalu banyak kafein. Akibatnya terjadi kehilangan cairan tubuh yang pada gilirannya akan menyebabkan tekanan darah rendah dan mengganggu keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
7. Sakit kepala
Sesuatu yang sangat dasar seperti sakit kepala juag dapat menjadi masalah yang umum jika mengkonsumsi kafein di luar kendali.   
8. Kelelahan
Setiap produk yang termasuk stimulan seperti kafein akan berpengaruh pada sistem saraf.

sumber : kompas.com

Inilah Pendapat Ahli tentang Bahaya Kafein pada Anak

 

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak digemari tidak hanya orang tua, tetapi juga anak-anak remaja. Untuk beberapa orang, kopi memang kerap dijadikan senjata untuk mengusir rasa kantuk, karena kandungan kafein di dalamnya.
Selain kopi, teh, dan minuman ringan seperti kola umumnya memiliki kandungan kafein. Bahkan beberapa jenis minuman ringan mengandung sekitar 10 sampai 50 miligram kafein per sajiannya. Tetapi di balik kenikmatannya tersebut, para peneliti mengimbau supaya anak-anak tidak mengonsumsi kafein secara rutin dalam bentuk apapun. Mengapa? Berikut adalah penjelasan para ahli tentang efek buruk kafein pada anak-anak:
* Roberta Anding, ahli diet terdaftar, direktur nutrisi olahraga dari Children Hospital di Houston dan anggota dari Baylor College of Medicine Faculty:
Sebuah studi yang dipublikasikan bulan Desember 2010 dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa 75 persen anak-anak yang mengkonsumsi kafein setiap hari, cenderung memiliki waktu tidur yang sedikit. Bahkan ada beberapa bukti yang menunjukkan, jika Anda memiliki anak yang mengalami gangguan kecemasan, efek kafein justru akan membuat keadaan lebih buruk. Peneliti juga memperingatkan agar para orang tua tidak membiarkan anak mereka terlalu sering minum minuman berenergi, karena minuman tersebut mungkin memiliki kandungan kafein lebih tinggi dibandingkan soda.

* Dr Marcie Schneider, spesialis gizi anak dan remaja, sekaligus mantan anggota American Academy of Pediatrics:
Schneider menilai kafein buruk untuk anak-anak. Kenapa? Ia beralasan, kafein diserap dalam setiap jaringan tubuh. Hal ini meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan tekanan darah. Kafein dapat memicu perubahan suhu tubuh dan cairan di dalam lambung. Perubahan ini tidak hanya dapat mengubah perhatian seseorang tetapi benar-benar dapat menimbulkan masalah gangguan tidur.

Bagi sebagian orang, kafein mungkin dapat meningkatkan suasana hati (mood) mereka. Tetapi untuk orang lain, hal ini mungkin bisa membuat mood lebih buruk. Untuk anak-anak yang mengalami kecemasan tertentu atau bahkan mungkin berada di bawah kondisi normal, kafein benar-benar dapat meningkatkan kecemasan.

Kafein adalah stimulan yang dapat mengubah nafsu makan anak-anak. Jika nafsu makan berubah, maka hal ini akan turut mempengaruhi pertumbuhan mereka. Beberapa jenis minuman berenergi umumnya mengandung guarana, yang berasal dari ekstrak tanaman. Satu gram guarana sama dengan 40 miligram kafein.

* Dr Nicole Caldwell, asisten profesor pediatri, dari Nationwide Children Hospital, Columbus, Ohio
Kafein benar-benar tidak baik untuk anak. Sejauh ini Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, tidak memiliki pedoman terkait berapa batas aman konsumsi kafein untuk anak-anak. Tapi pemerintah di Kanada memiliki beberapa pedoman. Untuk anak usia 4-6 tahun, asupan maksimum yang dianjurkan adalah 45 miligram per hari.

Caldwell memaparkan, otak anak-anak cenderung sedikit lebih sensitif terhadap kafein ketimbang otak orang dewasa. Hal ini lanjut Caldwell, dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Bahkan menurutnya, kafein juga bisa membuat seorang anak selalu merasa grogi, cemas, mengalami masalah pada perut dan memicu masalah gangguan tidur.

Ia menambahkan, pada anak-anak yang memiliki masalah irama jantung (aritmia), kafein dapat meningkatkan rangsangan dalam jantung, yang dapat memperburuk aritmia.

* Ann Condon-Meyers, ahli diet terdaftar dari Children Hospital of Pittsburg
Efek samping kafein termasuk diantaranya peningkatan denyut jantung, hipertensi, peningkatan kecemasan dan gangguan tidur. Hal lain yang dapat memperburuk adalah fakta bahwa minuman berkafein memiliki kandungan gula yang tinggi. Bila anak Anda terbiasa mengonsumsi lebih dari satu minuman manis setiap hari, patut diwaspadai karena ini bisa jadi tanda awal untuk perkembangan obesitas.

sumber : kompas.com

Sebaiknya Bayi Tidur Bersama Orangtua atau Sendiri?

 

Anda baru saja mendapatkan anugerah dari Sang Maha untuk memelihara dan mengasuh seorang anak. Akhirnya ia diperbolehkan oleh dokter untuk kembali ke rumah bersama Anda. Saking tak ingin lepas darinya, Anda pun membawa dia tidur bersama Anda di tempat tidur. Namun, apakah mengajak bayi tidur seranjang dengan Anda adalah tindakan terbaik atau sebaiknya si bayi tidur di kamar sendiri?

Menurut dr Suririnah, penulis Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, tidur seranjang dengan bayi atau memisahkan si bayi di kamarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jika bayi dibiarkan tidur di kamar sendiri, maka orangtua bisa beristirahat tanpa terganggu. Menurut dr Suririnah, bayi mungkin sesekali akan terbangun jika ia berada di kamar tersendiri. Disarankan untuk menggunakan monitor suara bayi yang dihubungkan ke kamar Anda. Namun, perlu dicamkan bahwa tak ada yang bisa menggantikan pengawasan langsung dari orangtua dan jangan bergantung sepenuhnya pada alat monitor.

Orangtua yang memilih untuk mengajak bayinya tidur seranjang dengannya akan mendapatkan keuntungan bahwa Anda akan lebih mudah dan cepat memenuhi kebutuhan si bayi saat itu juga serta bisa memonitor si bayi secara langsung. Ditambahkan dr Suririnah, sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome) akibat bayi lupa bernapas lebih rendah pada bayi yang tidur seruangan dengan orangtuanya. Namun, saat orangtua memutuskan bayi tidur seranjang, ada kemungkinan saat orangtua tertidur sangat lelap, si bayi bisa tertimpa atau terjepit tanpa Anda sadari.

Disarankan, untuk bayi yang baru pulang ke rumah hingga beberapa minggu ke depan, letakkan dia di dalam ranjang tersendiri tetap dalam ruangan yang sama dengan orangtuanya. Menurut dr Suririnah, hal tersebut merupakan solusi teraman dan menyenangkan.

Yang mesti diperhatikan saat tidur seruangan dengan bayi, bersihkan kamar dari rokok, alkohol, atau obat-obatan. Rokok bisa mengakibatkan kematian bayi mendadak. Adapun obat yang menyebabkan kantuk dan alkohol bisa membuat orangtua lupa atau terlena bahwa bayi ada dekat Anda.

Pasangan yang baru menjadi orangtua juga butuh waktu tidur. Sementara itu, bayi-bayi yang baru lahir biasanya tidak bisa tidur sepanjang malam sampai mereka memiliki berat badan dua kali berat badan lahirnya. Biasanya, bayi berusia 3-4 bulan sudah memiliki pola tidur stabil.

sumber : kompas.com